Profil Pemain Bridge Perempuan Indonesia

Profil Pemain Bridge Perempuan Indonesia Dunia bridge Indonesia mungkin taka sing lagi dengan sosok Nunung Tri Yulianti, seorang karyawti Direktorat Primary and Secondary Edication (PSE) Telkom Foundation yang punya segudang prestasi di cabang olahraga bridge. Gadis kelahiran Kendal, 21 Juli 1988 ini bahkan mengantongi gelar juara di kejuaraan Bridge tingkat dunia. Beberapa prestasinya diantaranya menjadi juara 3 pada ajang Asia Pasifik Bridge Championship kategori Girl di Cina tahun 2013. Di tahun yang sama, bersama Tim Telkom Ladies, Nunung menyabet juara 2 di Asean Bridge Club Championship di Filipina. Atlet bridge Jawa Barat ini juga beberapa kali jadi wakil Indonesia di Asia Pasifik Bridge Championship di Thailand (2006) dan di Malaysia (2011). Pada ajang Pekan Olah Raga Provinsi Jawa Barat 2014, karyawan Telkom Foundation ini pun berhasil mengumpulkan tiga emas di kategori beregu putri, pasangan campuran dan beregu campuran. Kemudian mendapatkan satu perak pada cabang pasangan putri. Salah satu rekannya adalah Direktur Edu Retail Indonesia, Yena Wirahma. Ketertarikan Nunung pada permainan kartu itu dimulai saat masih duduk di bangku SMA. Setelah menekuni permainan bridge, anak bungsu dari tiga bersaudara ini menemukan keasikan tersendiri. Namun dia menyayangkan, saat ini bridge masih belum mendapat tempat di masyarakat. Terlebih banyaknya pandangan miring soal permainan ini. “Bridge memang belum memasyarakat. Saya juga kadang merasa sedih karena bridge masih dianggap sebelah mata, identik dengan hal-hal negatif, disamakan dengan judi. Padahal yang sebenarnya jauh dari kesan itu,” ungkap Nunung. Putri pasangan Suroso dan alm Karni ini mengaku mendapat dukungan penuh dari orang tuanya. Mulai dari nol hingga saat ini, Nunung merasa tanpa dukungan keduanya dia tak mungkin bisa meraih semuanya. “Dulu saya dan kakak suka latihan bridge di Semarang. Jaraknya satu jam dari rumah. Kami biasa latihan sampai larut malam, tapi dengan setia ayah selalu antar jemput. Sampai sekarang pun meski kami tinggal di beda kota, dia masih selalu mengingatkan saya untuk latihan,” kenang alumni Universitas Negeri Semarang ini.