Latest News

Kejadian Terakhir Di Libya


Kejadian Terakhir Di Libya - Situasi konflik politik dan sosial di Libya mulai bergejolak pada hari Rabu (16/2). Aksi unjuk rasa yang terinspirasi kejadian di Mesir berakhir ricuh. Ratusan orang bentrok dengan polisi dan pendukung pemerintah di kota Benghazi.

Salah satu televisi negara melaporkan, unjuk rasa digelar sejak Rabu dini hari di seluruh negeri. Unjuk rasa ini sebagai bentuk dukungan terhadap Khadaffi, yang sekarang menyandang status penguasa terlama di Afrika.

Sementara dari Benghazi, sekitar 1.000 km sebelah timur ibu kota Tripoli, pengunjuk rasa bentrok dengan polisi dan massa pendukung pemerintah. Demonstran melemparkan batu dan bom molotov serta membakar sejumlah kendaraan. Mereka meradang atas penahanan seorang aktivis HAM dan menuntut dia segera dibebaskan.

Para penentang Khadaffi juga menggunakan situs jejaring sosial Facebook untuk menggalang dukungan sekaligus seruan kepada rakyat untuk turun ke jalan-jalan di seluruh negeri hari ini. Aksi ini juga mereka namai seperti aksi rakyat Mesir, yaitu Hari Kemurkaan.

Surat kabar Quryna yang berbasis di Benghazi, mengutip direktur rumah sakit setempat Abdelkrim

Gubaili melaporkan, 38 orang terluka dalam bentrokan tersebut. Tapi sebagian besar korban adalah petugas keamanan dan sudah bisa pulang.

Tadi malam itu sungguh buruk. Sekitar 500-600 orang turun ke ja-lan.Mereka bergerak ke komite revolusioner di wilayah Sabri dan berusaha masuk ke kantor komite revolusioner pusat Saat ini situasi di Benghazi sudah kembali tenang.

Dan setelah kondisi kembali tenang, Para pendukung dan penentang pemerintah Iran kemarin bentrok dalam prosesi pemakaman seorang siswa yang tertembak mati dalam unjuk rasa oposisi..

Televisi negara melaporkan, ribuan pendukung pemerintah berkumpul di Universitas Teheran. Saat prosesi berlangsung, para pendukung pemerintah bergerak ke Kementerian Kehakiman guna mengadang seorang demonstran yang meminta para pelaku pembunuhan segera diadili.

Sekitar 2.000 polisi dikerahkan ke jalan-jalan di ibu kota Sanaa kemarin guna mengatasi aksi unjuk rasa menuntut pengunduran diri Presiden Ali Abdullah Saleh yang telah berkuasa 32 tahun.

Sementara itu, unjuk rasa di Bahrain kemarin memasuki hari ketiga. Para demonstran menuntut reformasi politik kekuasaan.

Pasukan keamanan sudah sangat berkurang agar tidak terjadi bentrokan dengan demonstran. Bentrokan terakhir menewaskan dua orang dan puluhan lain luka-luka.

Dan kabar kejadian terakhir di Libya baru-baru ini melaporkan bahwa pasukan komando keamanan Libya, dibantu tentara bayaran yang loyal kepada pemerintahan Moammar Khadafy, kembali melakukan serangan mematikan. Korban kali ini adalah warga yang berkabung dan mengantar para korban tewas sebelumnya ke pemakaman.

Penyerang menembak dengan senapan mesin dan berbagai jenis senjata berat lain ke arah para pengantar upacara pemakaman di Benghazi itu. Sejumlah orang dilaporkan tewas seketika, sementara banyak lagi yang terluka dalam aksi brutal yang terjadi baru-baru ini.

Salah seorang dokter mengatakan saat ini fasilitas kamar jenazahnya menampung sedikitnya 200 korban tewas dari enam hari peristiwa kekacauan yang terjadi di negeri itu.

Tak hanya itu, saat ini rumah sakitnya juga kekurangan pasokan obat-obatan dan hanya mampu menampung maksimal 70 korban luka-luka, yang dirawat pasca-sejumlah kejadian penyerangan sejak Sabtu lalu.

Unjuk rasa meletus lantaran rakyat Libya kecewa dengan pemerintahan otoriter yang selama lebih dari empat dekade diterapkan oleh Khadafy. Kota Benghazi menjadi pusat perlawanan mereka.

Selain menerapkan kebijakan ”tangan besi”, pemerintahan Khadafy juga mempersulit kalangan wartawan untuk meliput secara bebas di sana. Berbagai informasi penting terkait peristiwa yang terjadi hanya bisa keluar melalui wawancara lewat telepon serta video dan pesan yang diunggah secara online di internet, atau melalui para tokoh oposisi di pengasingan yang mendapat informasi terbaru perkembangan di Libya.

Berita Terkini @2011

0 Response to "Kejadian Terakhir Di Libya"

BertuahPos.Com