Sejarah Olahraga Bridge di Indonesia
Sejarah Olahraga Bridge di Indonesia
Permainan bridge masuk ke Indonesia setelah tahun 1980-an, saat itu bangsa Eropa seperti Belanda lah yang membawa permainan tersebut masuk ke Indonesia. Dengan demikian, usia permainan ini di Indonesia sudah dikenal cukup lama. Pada tanggal 12 Desember 1953, Willy Th. Roring, perwira TNI-AL, beserta rekan-rekannya mendirikan suatu organisasi olahraga Bridge yang dinamakan Gabungan Bridge Seluruh Indonesia, disingkat GABSI. Susunan pengurus GABSI waktu itu terdiri dari:
W.Th. Roring (alm) selaku Ketua; G.A. Muntu (alm) Wakil Ketua; H.V. Muntu (alm), Sekretaris; Rasyid Doenggio (alm), Bendahara; R. Satrijo (alm) Komisaris; R.Ch. Hardjono (alm) Bagian Teknik/Pemimpin Pertandingan, yang kelak juga menjabat Komda (sekarang Pengda) GABSI Jatim hingga tahun 1961. Selain itu juga terdapat beberapa anggota pengurus lainnya seperti Liem Kiem Lie (alm) bagian Teknik, dan Bintangsah (alm).
Pada waktu berdirinya, GABSI hanya memiliki satu anggota, Gabungan Bridge Surabaya. Kemudian menyusul Ikatan Bridge Malang (sekarang Gabungan Bridge Malang), dan disusul lagi dengan bergabungnya Gabungan-Gabungan Bridge di Jawa Timur, yaitu Jember, Banyuwangi, Kediri, Madiun, dan Jombang.
Saat itu GABSI baru dapat menyatukan Gabungan-Gabungan Bridge yang berada di Jawa Timur, karena pada masa itu, sarana komunikasi masih sukar. Antara tahun1954-1956, ketika bapak Willy Roring bertugas di Makasar (sekarang Ujungpandang), beliau menyaksikan bahwa permainan Bridge ternyata cukup populer di sana, sehingga berhasil dihimbau untuk bergabung menjadi anggota GABSI, dengan nama Gabungan Bridge Makasar. Ini merupakan anggota dari luar Jawa yang pertama.
Kejuaraan Bridge Antar Kota merupakan ide dari Alex Frans Logyantara, seorang pengusaha otomotif Scorpio Motors, yang keranjingan main Bridge. Kejuaraan ini mulai dilaksanakan pada tahun 1965 di Jakarta, memperebutkan Scorpio Bowl. Namun setelah sempat diperebutkan dua kali, kemudian diganti dengan Piala Presiden Soeharto. Tahun 1972, sebutan Antar Kota dirubah menjadi Antar Gabungan.
Pada mulanya, setiap regu terdiri dari kombinasi tiga tim empat-kawan dengan jumlah pemain minimum 12 orang dan maksimum 18 orang. Oleh karena jumlah peserta makin bertambah banyak, mulai tahun 1974 peserta dibagi dalam dua klasemen. Klasemen A terdiri dari delapan Gabungan terbaik hasil Kejurnas sebelumnya, dan sisanya di klasemen B. Tahun 1975, Sidang Pengda yang berlangsung di Banjarmasin, menambah jumlah peserta Klasemen A menjadi 10 Gabungan. Kemudian berdasarkan keputusan Kongres GABSI tahun 1980 di Baleendah, Bandung, sejak tahun 1982 setiap Tim Antar Gabungan terdiri dari kombinasi 2 tim empat-kawan, dan jumlah peserta klasemen A menjadi 16 Gabungan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Sejarah Olahraga Bridge di Indonesia"