Cerita rakyat dari Riau adalah salah satu cerita rakyat Indonesia tentang seorang anak yang mencari ibunya. Cerita rakyat ini banyak memberi pengajaran kepada anak-anak untuk tetap sayang kepada orang tua. Cerita ini juga berpesan agar kita selalu menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Oleh karena itu cerita rakyat dari Riau ini termasuk salah satu yang cukup populer di daerah Riau selain cerita Lancang Kuning, Batang Tuaka, Batu Betangkup dan cerita melayu lainnya. Cerita rakyat kali ini berjudul Anyang dan Raja Ikan. Marilah kita simak bersama salah satu cerita rakyat Indonesia dari daerah Riau ini.
Cerita Rakyat Melayu Riau Indonesia
Sungai Siak adalah sungai terdalam di daerah Riau, bahkan menjadi sungai terdalam di Indonesia. Airnya yang tenang menandakan sungai ini sangat dalam ada berbagai mahluk hidup yang bergantung kepada Sungai Siak. Manusiapun banyak mengambil hasil berupa ikan yang hidup di dalam Sungai Siak. Pagi itu saat matahari mulai naik dari Timur ada seorang anak lelaki kecil bernama Anyang. Setiap hari Anyang selalu mengayuh sampanya dari hulu hingga jauh ke hilir sungai. Sambil mengayuh sampan Anyang selalu menyanyikan lagu dan sajak yang menyayat hati. Sajak kesedihan ini di dengar oleh penduduk sekitar Sungai Siak. Raja Ikan yang hidup di dalam Sungai Siak pun mendengar nyanyian dan sajak sedih yang selalu dilantunkan oleh Anyang. Mendengar nyanyian yang begitu sedih menyebabkan raja ikan bermaksud untuk menolong Anyang. Kemudian raja ikan berenang ke permukaan sungai dan bertemu dengan Anyang. Kemudian raja ikan bertanya apakah gerangan yang menyebabkan Anyang selalu melantunkan lagu dan sajak yang sedih. Anyang berkata bahwa dia sedang mencari ibunya yang hilang di Sungai Siak. Anyang sangat rindu pada ibunya sehingga setiap hari dia menyusuri Sungai Siak untuk mencari ibunya. Mendengar hal ini raja ikan ikut sedih sebab raja ikan tau bahwa ibunya sudah tiada. Ibu Anyang telah meninggal di bawa arus Sungai Siak. Namun raja ikan tidak sampai hati memberitahu berita duka ini kepada Anyang.
Sebagai gantinya raja ikan mengatakan kepada Anyang bahwa raja ikan akan bersahabat dengan Anyang. Tidak hanya raja ikan tapi juga semua ikan yang tinggal di Sungai Siak. Raja ikan lalu memberikan tongkat kepada Anyang untuk memanggil raja ikan. Anyang hanya perlu memukulkan tongkat ke permukaan sungai nanti raja ikan akan datang bersama seluruh ikan yang ada di Sungai Siak. Anyang sangat gembira dan berterima kasih kepada raja ikan.
Hari berganti hari Anyang tetap dengan kegiatannya menyusuri sungai sambil menyanyikan lagu sedih yang menyayat hati. Seluruh penduduk telah mengenal Anyang, seorang anak kecil yang mencari ibunya di Sungai Siak. Sebenarnya penduduk sudah tau bahwa ibu Anyang sudah meninggal, namun tidak satupun dari mereka yang tega memberitahu kabar duka itu kepada Anyang. Sehingga penduduk kampung hanya membiarkan Anyang terus mencari ibunya.
Suatu hari kabar tentang Anyang sampai ke telinga Batin Perawang, pemimpin kampung sekitar Sungai Siak. Batin Perawang lalu memanggil Anyang dan menanyakan kenapa Anyang selalu bernyanyi dan melantunkan sajak yang sedih. Anyang berkata bahwa dia sedang mencari ibunya yang hilang di Sungai Siak. Batin Perawang memberitahukan pada Anyang bahwa ibunya telah lama meninggal dunia di bawa arus sungai. Mendengar berita tersebut Anyang menjadi sangat sedih, lalu Batin Perawang bermaksud untuk menolong Anyang. Batin Perawang kemudian menjadikan Anyang sebagai anak asuhnya. Sebab Batin Perawang memang tidak memiliki anak. Anyang pun boleh menganggap istri Batin Perawang sebagai ibunya sendiri. Akhirnya Anyang tinggal bersama keluarga Batin Perawang. Selama tinggal dengan mereka Anyang banyak belajar tentang ilmu pengetahuan.
Pada suatu hari kampung Sungai Siak di serang oleh perompak yang sangat kejam. Jumlah mereka yang banyak menyebabkan Batin Perawang kewalahan dan terpaksa mengungsi bersama keluarganya ke seberang sungai. Anyang yang kala itu sudah menjadi pemuda yang gagah segera mengatur strategi untuk mengalahkan perompak yang kejam itu. Dia memancing perompak untuk membawa kapal mereka ke Sungai Siak. Sesampainya di tengah Sungai Siak, Anyang lalu memukulkan tongkat pemberian raja ikan. Dalam sekejap saja beribu-ribu ikan keluar dari dalam Sungai Siak. Anyang meminta tolong pada raja ikan untuk menghadang perompang tersebut. Raja ikan bersama beribu-ribu ikan lainnya lalu menyerang perompak yang jahat itu. Ada ikan yang menggigit, ada yang melukai dengan siripnya dan adapula yang melubangi kapal sehingga kapal perompak itu akhirnya tenggelam ke dasar Sungai Siak.
Kehebatan Anyang yang berhasil mengalahkan perompak terdengar hingga ke kerajaan Siak. Ketika Batin Perawang mangkat raja Siak mengangkat Anyang menjadi pemimpin di kampung Sungai Siak. Anyang menerima perintah tersebut dengan penuh suka cita. Dan Anyang memerintah kampung Sungai Siak dengan adil. Dia pun tetap berteman dengan raja ikan dan berjanji pada raja ikan untuk tetap menjaga kelestarian ikan di Sungai Siak dari orang-orang yang serakah.
Selanjutnya dapat membaca cerita lainnya dengan mengklik link dibawah ini :
Cerita Rakyat Indonesia
Begitulah kisah Anyang dan ikan yang merupakan cerita rakyat dari daerah Melayu Riau dan termasuk cerita rakyat Indonesia yang cukup terkenal hingga saat ini.
Berita Terkini @2011
Cerita Rakyat Melayu Riau Indonesia
Anyang dan Raja Ikan
Sungai Siak adalah sungai terdalam di daerah Riau, bahkan menjadi sungai terdalam di Indonesia. Airnya yang tenang menandakan sungai ini sangat dalam ada berbagai mahluk hidup yang bergantung kepada Sungai Siak. Manusiapun banyak mengambil hasil berupa ikan yang hidup di dalam Sungai Siak. Pagi itu saat matahari mulai naik dari Timur ada seorang anak lelaki kecil bernama Anyang. Setiap hari Anyang selalu mengayuh sampanya dari hulu hingga jauh ke hilir sungai. Sambil mengayuh sampan Anyang selalu menyanyikan lagu dan sajak yang menyayat hati. Sajak kesedihan ini di dengar oleh penduduk sekitar Sungai Siak. Raja Ikan yang hidup di dalam Sungai Siak pun mendengar nyanyian dan sajak sedih yang selalu dilantunkan oleh Anyang. Mendengar nyanyian yang begitu sedih menyebabkan raja ikan bermaksud untuk menolong Anyang. Kemudian raja ikan berenang ke permukaan sungai dan bertemu dengan Anyang. Kemudian raja ikan bertanya apakah gerangan yang menyebabkan Anyang selalu melantunkan lagu dan sajak yang sedih. Anyang berkata bahwa dia sedang mencari ibunya yang hilang di Sungai Siak. Anyang sangat rindu pada ibunya sehingga setiap hari dia menyusuri Sungai Siak untuk mencari ibunya. Mendengar hal ini raja ikan ikut sedih sebab raja ikan tau bahwa ibunya sudah tiada. Ibu Anyang telah meninggal di bawa arus Sungai Siak. Namun raja ikan tidak sampai hati memberitahu berita duka ini kepada Anyang.Sebagai gantinya raja ikan mengatakan kepada Anyang bahwa raja ikan akan bersahabat dengan Anyang. Tidak hanya raja ikan tapi juga semua ikan yang tinggal di Sungai Siak. Raja ikan lalu memberikan tongkat kepada Anyang untuk memanggil raja ikan. Anyang hanya perlu memukulkan tongkat ke permukaan sungai nanti raja ikan akan datang bersama seluruh ikan yang ada di Sungai Siak. Anyang sangat gembira dan berterima kasih kepada raja ikan.
Hari berganti hari Anyang tetap dengan kegiatannya menyusuri sungai sambil menyanyikan lagu sedih yang menyayat hati. Seluruh penduduk telah mengenal Anyang, seorang anak kecil yang mencari ibunya di Sungai Siak. Sebenarnya penduduk sudah tau bahwa ibu Anyang sudah meninggal, namun tidak satupun dari mereka yang tega memberitahu kabar duka itu kepada Anyang. Sehingga penduduk kampung hanya membiarkan Anyang terus mencari ibunya.
Suatu hari kabar tentang Anyang sampai ke telinga Batin Perawang, pemimpin kampung sekitar Sungai Siak. Batin Perawang lalu memanggil Anyang dan menanyakan kenapa Anyang selalu bernyanyi dan melantunkan sajak yang sedih. Anyang berkata bahwa dia sedang mencari ibunya yang hilang di Sungai Siak. Batin Perawang memberitahukan pada Anyang bahwa ibunya telah lama meninggal dunia di bawa arus sungai. Mendengar berita tersebut Anyang menjadi sangat sedih, lalu Batin Perawang bermaksud untuk menolong Anyang. Batin Perawang kemudian menjadikan Anyang sebagai anak asuhnya. Sebab Batin Perawang memang tidak memiliki anak. Anyang pun boleh menganggap istri Batin Perawang sebagai ibunya sendiri. Akhirnya Anyang tinggal bersama keluarga Batin Perawang. Selama tinggal dengan mereka Anyang banyak belajar tentang ilmu pengetahuan.
Pada suatu hari kampung Sungai Siak di serang oleh perompak yang sangat kejam. Jumlah mereka yang banyak menyebabkan Batin Perawang kewalahan dan terpaksa mengungsi bersama keluarganya ke seberang sungai. Anyang yang kala itu sudah menjadi pemuda yang gagah segera mengatur strategi untuk mengalahkan perompak yang kejam itu. Dia memancing perompak untuk membawa kapal mereka ke Sungai Siak. Sesampainya di tengah Sungai Siak, Anyang lalu memukulkan tongkat pemberian raja ikan. Dalam sekejap saja beribu-ribu ikan keluar dari dalam Sungai Siak. Anyang meminta tolong pada raja ikan untuk menghadang perompang tersebut. Raja ikan bersama beribu-ribu ikan lainnya lalu menyerang perompak yang jahat itu. Ada ikan yang menggigit, ada yang melukai dengan siripnya dan adapula yang melubangi kapal sehingga kapal perompak itu akhirnya tenggelam ke dasar Sungai Siak.
Kehebatan Anyang yang berhasil mengalahkan perompak terdengar hingga ke kerajaan Siak. Ketika Batin Perawang mangkat raja Siak mengangkat Anyang menjadi pemimpin di kampung Sungai Siak. Anyang menerima perintah tersebut dengan penuh suka cita. Dan Anyang memerintah kampung Sungai Siak dengan adil. Dia pun tetap berteman dengan raja ikan dan berjanji pada raja ikan untuk tetap menjaga kelestarian ikan di Sungai Siak dari orang-orang yang serakah.
Selanjutnya dapat membaca cerita lainnya dengan mengklik link dibawah ini :
Cerita Rakyat Indonesia
Begitulah kisah Anyang dan ikan yang merupakan cerita rakyat dari daerah Melayu Riau dan termasuk cerita rakyat Indonesia yang cukup terkenal hingga saat ini.
Berita Terkini @2011
0 Response to "Cerita Rakyat Melayu Riau Anyang dan Raja Ikan"